Halaman

Minggu, 07 Agustus 2011

Anime...antara ada dan tiada (?)

yosh pagi semua... :D

yap, kembali dengan saya disini yang sedang kebosanan, kelaparan, kedinginan dan pengenmakan bakso siang siangmain keluar, pagi ini mari kita sedikit membahas tentang sesuatu yang sudah sangat umum bagi kita semua :hammer:

ga usah peduliin judul blognya, lagi ga ada ide si :hammer:

ok, ngomong-ngomong soal anime, setelah gw melakukan pembicaraangaje dengan teman, gw menyadari, bahwa, walau banyak yang berkata positif tentang anime, ternyata anime itu punya sisigelapnegatif juga (baru nyadar?)

bukan, bukan soal negatif seperti ecchi, hentai dan hal-hal lain. gw hanya ingin mengutarakan pendapat tentang anime nowadays...

" Ghaza, apa pendapat yey tentang anime baru sekarang "

jujur aja, kalau ditanya seperti itu, gw jawab, sungguh ke ce wa walau gw ga bakal bilang gitu di kenyataan. apa alasan kecewa? akhir akhir ini, walau gw jarang nonton anime atau baca manga tapi dapet infonya lah ya, gw merasa kalau anime dan manga itu kebanyakan fanservice. kebanyakan bergenre love dan harem. genre fantasy tapi ditonjolin lovenya.

memang, hal-hal fanservice seperti itu penting . tanpa hal tersebut, suatu manga dan anime akan kehilangan namanya. tapi, ga asyik kan, kalau tiap mau baca manga atau nontonin anime baru, walau bergenre fantasy sekalipun, kita hanya tahu, anime atau manga itu pasti menceritakan tentang love si main chara dengan haremnya *plak

fantasynya ketelen love/harem scene. contoh saja Infinite Stratos. gw ga pernah mempunyai hasrat pengen tahu bagaimana mesin mesin itu tercipta, bagaimana ternyata manusia bsa jadi gundam untuk diri sendiri. yang gw pengen liat malah fanservicescenenya *PLAK

okelah, berhenti membicarakan fanservice (puasa woy)

contoh lain adalah detective conan. manga kesukaan gw ini ceritanya makin ngaco. bagaimana ga? main ke hotel buat makan aja, ada yang tewas. itu loh, scene saat produser artis asing dibunuh. aduh, conan, deathnote macam apa yang ente gunain? atau jangan-jangan ente shinigami in disguise ya?

mbok ya, mulai kek cerita tentang organisasi tak bernama hitam itu, mulai lagi bagaimana pencarian bagaimana cara mengembalikan tubuh jadi berototsemula. kuak semua misteri. jangan pembunuhan mulu. skip aja, pura pura ga tau ada pembunuhan (dan biarkan pelakunya hidup dengan tenang) *plak

gw berharap anime atau manga baru itu bisa seperti one piece, ga menonjolkan lovestory atau harem, tapi action dan bagaimana membuat pembaca pengen tahu lanjutannya. atau humor deh kaya Lucky Star, yang fans ga bakal peduli ama endingnya asal bisa melihat hal-hal lucu. di samping fanservice juga di tonjolkan.

mungkin harus berkaca ke orang barat soal story-making ya mangaka jaman sekarang. suer, menurut gw, kalau orang barat itu bisa ngebuat anime, pasti kalah pamor orang Jepang (bukannya dah ada, Avatar?)

sekian postingan gw, mungkin ya, gw cuma bisa ngomong. tapi omongan gw berisi harapan, walau gw sendiri ga tau apa harapan itu *PLAK

HAVE FUN :D

3 komentar:

  1. saya setuju.

    Sebenarnya fanservice itu perlu, kadang saya pun pengen nonton sesuatu yg berisi fanservice saja kalo misalnya lagi marah atau mood gak enak, TAPI bukan berarti harus semua anime kayak gitu...

    Kalau terlalu banyak fanservice justru akan me-erosi nilai unsur2 intrinsik lainnya, terutama cerita dan penokohan.

    BalasHapus
  2. begitulah...kadang gw mikir kenapa ga ada anime yang minimal pemirsa ga bakal peduli ama fanservice ataupun lovestorynya tapi terlebih pada action atau humornya. :D

    BalasHapus
  3. betulll betull betull... cerita conan sekarag lebihh banyak panservisnya.. apalagi yang drama live action series terbaru skarg. >,< rrooooaaaarr.....

    BalasHapus