Halaman

Selasa, 14 Februari 2012

Sebuah Postingan Random : Joking???

Yosh~ selamat pagi all~ apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat dan semoga kesuksesan selalu menyertai kita :D

Ah di tengah kelaparan dan sedang belajar hukum perdata International ini (tertanggal 2 minggu yang lalu lol) gw iseng buka facebook lewat hape dan mendapati diri gw sedang dikejer suster (sebutan gw untuk priest di SEAL online) –ngesot- yang bawa-bawa shotgun. Doi marah dibilang anak kecil. Padahal anak kecil kan imut (unyu unyu gitu. Kyuung~~ ) *pedo mode on.

Ayay~ dah lama ga ngepost kok malah ngeliatin sisi kegantengan gw (?) :hammer:

Hmm ok serius. Kali ini mau bicarain topik apa ya? Hmm hmm, hmmm, ah ini deh~

Terakhir ini, saat gw lurking ke blog sebelah (farid azroel site) gw kan nemu suatu topik dimana blog itu mempost kekecewaannya tentang joke nowadays di Ind*n*sia (ga boleh nyebut merk bung, plagiat :hammer: ). Semacam polemik antara beda joke dan bullying. Menurut gw itu wajar, karena belakangan ini menurut pandangan orang (entah orang yang mana, pastinya gw sendiri jg merasa) batas antara JOKE ama TEASING itu dah tipis. Tapi ga setipis rambut gw yang –ubanan- item inilah ya. Lol

Yap gw merasa gitu juga kenapa? Karena joke joke itu sudah keterlaluan dalam penggunaan suatu nama instansi/perseorangan untuk bahan joke mereka. Contoh? Yah kalian bisa lihat sendiri di acara joke kesayangan anda.

Tapi agaknya, walau argumen itu benar, bisa sedikit diperbaiki.

Kenapa? Kita sendiri selama hidup sehari-hari sudah mendapatkan dalam pengalaman hidup apa yang namanya diejek ataupun bercandaan (kecuali orangnya sejak bayi ampe remaja Introvert, lagian ngapain bayi ngetem dirumah diistilahan introvert?). kita sudah bisa membedakan mana yang ejekan dan gurauan dari suatu nada bicara. Kalau aja nada bicaranya agak nusuk sambil ketawa sinis, keliatan bahwa itu ngejek. Kalau nada bicaranya sambil ketawa-ketawa atau bernada lucu, keliatan kan kalau itu bercandaan. (tunggu mang suara bisa diliat?). kita juga bisa menilai sendiri bagaimana seseorang menyampaikan jokenya. kalau dia menyampaikan dengan nada yang kurang menyenangkan, sama saja dia menyatakan perang kepada merk yang dia masukkan dalam kata-katanya.

telah banyak kita lihat tempat-tempat yang mengandung joke. 9 gag, yeahmahasiswa, dan situs-situs lain. mereka menyampaikan joke secara langsung. TEMBAK LANGSUNG istilahnya. kita bisa lihat bagaimana CHUCK NORRIS, seorang aktor film action, di "lawakkan". dengan joke dengan melibatkan dia seperti itu, dia bisa saja membawa internet ke ranah hukum, tapi tidak, dia tidak merespon apa-apa. karena dia tahu, tidak masalah dia dibawa seperti itu asal tujuannya untuk menghibur orang lain.

terkadang, kita juga mentertawakan diri sendiri untuk menghibur orang lain. kita tidak marah, kan? apa bedanya dengan melawak dengan memakai orang lain?

lantas? apa yang dipermasalahkan?

cara penyampaiannya~ itu masalahnya.

Di negeri ini, beberapa pelawak tidak memperhatikan hal itu, cara penyampaian. Tidak heran banyak yang menyangka lawakan nowadays itu mengandung unsur bullying/sarkasme kepada sesuatu. Karena para pelawakpun terkadang sering tidak pandai membuat nada bicara ataupun penulisan yang membuat orang tertawa. sehingga penonton menilai bahwa lawakannya garing, menghina. sehingga ada yang berpendapat, tiap dia melawak, pasti sebenarnya mau ngejek.

Whatever happened, lawakan negeri ini tetap lucu kok. The best of the best dari negara lain lah ya. Di saat (gw nilai) negara matahari terbit hanya bisa mengandalkan mimik wajah sebagai pemoles lucunya, negara ditengah 2 samudra 2 benua ini bisa mengandalkan suara dan wajah sekaligus untuk membuat orang tertawa terbahak-bahak. Bahkan lewat tulisan sekalipun.

Maju terus industri humor! Buat mereka yang tua menjadi muda, muda menjadi muda selamanya, tebar keceriaan dengan tertawa.

HAVE FUN

4 komentar:

  1. "lawakan negeri ini tetap lucu kok. The best of the best dari negara lain lah ya."

    Nope.

    Justru lawakan2 pelawak Indonesia generasi sekarang ini hampir semuanya itu joke yang bersifat kasar, ofensif, dan sering tidak tahu sopan santun.

    Ambil contoh Olga.

    Olga suka kelewat batas. Dengan gayanya yang "slenge-an", joke dia itu kalau anda perhatikan sering sekali ofensif ke pihak tertentu. Atau kasus lain, ketika AKB48 hadir di acara Dahsyat, rasanya seluruh Indonesia bisa setuju bahwa gaya bercanda Olga itu tidak sopan, tidak pantas, dan merusak citra Indonesia.

    Justru, humor yang lebih baik itu sering lahir di Barat (seperti Amerika, misalnya) dan negara Timur yang bukan Tenggara, misalnya Jepang atau Korea. Contohnya, di acara2 humor Jepang, mereka lebih sering menggunakan keadaan/sitkon yang memang lucu, BUKAN menertawakan atau offend ke pihak lain. (atau dengan kata lain, lucunya memang di-skenario-in)

    Saya baru setuju bahwa humor Indonesia itu baik jika konteks yang dimaksud dipersempit menjadi acara non-reality show atau non-live show yang bersifat FIKTIF, misalnya Bajaj Bajuri, Kancil Kusnadi, OB. Dari episode2 mereka yang saya amati, mereka lebih cenderung bersifat satire ringan tanpa offend ke pihak manapun.

    Kira-kira begitu pendapat saya, jika ada salah kata mohon dimaafkan.

    BalasHapus
  2. yap memang tidak bisa ditutupi, dari sikap berseni saja beberapa orang Indonesia sudah keterlaluan. misal saja pengarang top yang belakangan ini naik daun, sikambing (maaf, gw selalu berusaha ga sebut nama merk LANGSUNG karena ga ingin ada offend atau feedback negatif di kemudian hari) di sebuah acara yang diupload ke youtube, dengan keterlaluannya dia "menghancurkan" citra sebuah grup musik (yang waktu itu saya tertawa juga, tapi sekarang sadar itu seharusnya tidak dilakukan). tapi kenapa saya berani berkata seperti ini "lawakan negeri ini tetap lucu kok. The best of the best dari negara lain lah ya." ? karena dari sekian lawakan positif yang saya lihat, lawakan mereka bagus, bermutu. saya suka beberapa lawakan tahun ini, seperti OVJ, terus, ada lawakan siang yang pernah saya tonton di rumah seorang teman (maaf saya lupa judul lawakannya). Mengapa? karena mereka pandai memainkan lawakan tidak dari 1 segi saja, tapi 2 segi : mimik wajah serta nada suara. itu yang membuat saya masih proud dengan humoris yang ada di negeri ini. kalau di jepang, saya hanya membaca dari komik GINTAMA, yang lucu dari komik itu adalah pandainya pengarang membuat respon character akan sesuatu itu lucu dan menarik.

    " Saya baru setuju bahwa humor Indonesia itu baik jika konteks yang dimaksud dipersempit menjadi acara non-reality show atau non-live show yang bersifat FIKTIF, misalnya Bajaj Bajuri, Kancil Kusnadi, OB. Dari episode2 mereka yang saya amati, mereka lebih cenderung bersifat satire ringan tanpa offend ke pihak manapun. "

    betul, seharusnya lawakan di negeri ini harus bertema acara. boleh juga menjadi on-air drama (atau apalah namanya) seperti OVJ. karena memang lawakan mereka diatur dan tetap memandang norma positif supaya, walau terkadang memakai orang/instansi lain, mereka tidak merasa diejek.

    thx for comment. juga maaf bila ada kata-kata yang sedikit offendive :)

    HAVE FUN

    BalasHapus
  3. sedikit pengubahan entry, thx to Roan Seijuro yang membuka wawasan tentang joke

    BalasHapus
  4. cannot comment too much- not really into indo's humour lol- but pretty much my comment more or less the same like triedge..

    agree kalo acara macem OB atau Bajaj Bajuri memang lucu, I used to watching them- tapi skg, dah jarang buka TV, more or less karena (selain malas ada tontonan yg lebih bagus, menarik dan pny nilai amanat, moral, dan tema yg lebi bagus), tapi jg karena kebanyakan acara indo gak berbobot- to be honest, I don't really like things like reality show atau bincang2 in Indo (uh, maybe foreign as well), like Dashyat, Empat Mata, or whatever..seems lame to me..

    oh ada yg lucu sih waktu itu sekilas gw tonton certain acara ngelawak ala sitcom gitu, dan candaannya sangat berbobot dan somehow funny to me..

    BalasHapus